Keselamatan oleh Anugerah Allah

Bacaan Alkitab hari ini merupakan bagian terakhir dari pelayanan Tuhan Yesus sebelum Ia pergi ke Yerusalem untuk menjalankan misi mati di kayu salib guna menyelamatkan manusia berdosa. Oleh karena itu, perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur (20:1-16)merupakan perumpamaan tentang Kerajaan Surga yang amat penting. Dalam perumpamaan ini, sang pemilik kebun anggur memberi upah yang sama kepada para pekerja, baik yang mulai bekerja pagi-pagi benar, maupun yang mulai bekerja jam sembilan pagi, jam dua belas, jam tiga petang, dan jam lima petang. Saat melihat bahwa upah bagi mereka yang bekerja satu jam sama saja dengan upah bagi mereka yang bekerja lebih lama, maka mereka yang bekerja dari pagi-pagi benar itu protes. Mereka protes karena mereka tidak sadar bahwa perekrutan mereka sebagai pekerja itu merupakan anugerah dan upah mereka telah sesuai dengan kesepakatan awal. Bila mereka menyadari bahwa perekrutan itu merupakan anugerah, mereka akan memahami bahwa sang pemilik kebun anggur memiliki kebebasan untuk memberi upah yang sama kepada setiap orang. Perumpamaan di atas merupakan gambaran tentang keselamatan oleh anugerah Allah yang membuat seseorang bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga karena iman, bukan karena usaha mereka sendiri. Bila Allah memberi anugerah keselamatan yang sama, baik kepada mereka yang sudah lama hidup dalam iman maupun kepada mereka yang bertobat sebelum wafat, mengapa kita harus protes? Bukankah keselamatan oleh iman adalah anugerah yang harus kita terima dengan rasa syukur?

Perdebatan yang mencerminkan terjadinya "perebutan kekuasaan" di antara para murid Tuhan Yesus (20:20-24) memperlihatkan bahwa mereka tidak paham tentang anugerah Allah yang membuat mereka dipilih menjadi murid-murid Kristus. Mereka tidak paham bahwa menjadi pemimpin yang dikehendaki Allah itu berarti merendahkan diri untuk melayani, bukan menuntut untuk dilayani (20:25-28). Bila mereka memahami konsep pelayanan dalam kerajaan Allah, mereka tidak akan berebut menjadi pemimpin, melainkan mereka akan merendahkan diri untuk menjalankan pelayanan.

Apakah Anda menyadari bahwa keselamatan yang bisa Anda peroleh di dalam Yesus Kristus itu merupakan anugerah Allah? Apakah hidup Anda sudah diwarnai oleh anugerah Allah, sehingga Anda tidak menuntut untuk dilayani, melainkan Anda berusaha untuk melayani orang lain? Bila Anda merupakan seorang pemimpin, apakah Anda telah menjadi teladan dalam hal kesediaan merendahkan diri untuk melayani orang-orang yang Anda pimpin?