Bacaan Alkitab hari ini:
Matius 27:1-31
Yudas sadar bahwa ia berdosa karena telah menyerahkan Kristus yang sama sekali tidak bersalah ke tangan para imam kepala dan para tua-tua. Dia ingin mengembalikan uang yang telah ia terima untuk membeli kebebasan Tuhan Yesus, tetapi penyesalannya tidak berguna. Para imam kepala dan para tua-tua tidak memedulikan penyesalan Yudas. Yudas harus bertanggung jawab karena ia telah menjual Gurunya. Ia frustrasi! Dia membuang uang perak yang ia terima dari para imam kepala dan para tua-tua, lalu pergi menggantung diri. Yudas menyesal atas apa yang telah ia lakukan, tetapi tidak bertobat dan tidak datang meminta pengampunan Allah. Penyesalan membuat orang meman¬dang dirinya sendiri, tetapi pertobatan membuat orang datang mencari pengampunan di dalam Yesus Kristus.
Pontius Pilatus sadar bahwa Yesus Kristus sama sekali tidak bersalah. Akan tetapi, ia tidak berani menolak tuntutan para pemimpin agama Yahudi yang menuntut agar Yesus Kristus dihukum mati. Para pemimpin agama Yahudi datang kepada Pilatus bukan untuk mencari keadilan, tetapi untuk memaksakan kemauan. Mereka ingin menghukum mati Yesus Kristus, tetapi mereka tidak memiliki wewenang untuk menghukum mati. Mahkamah Agama Yahudi hanya boleh menjatuhkan hukuman di luar hukuman mati. Wewenang menghukum mati ada di tangan wakil pemerintah Romawi, yaitu Pontius Pilatus. Pilatus enggan menjatuhkan hukuman mati karena ia tahu bahwa Yesus Kristus tidak bersalah. Akan tetapi, ia tidak berani menentang keinginan para pemim¬pin agama Yahudi. Oleh karena itu, Pilatus mencuci tangannya dan meminta para pemimpin agama itu bertanggung jawab atas hukum¬an mati itu. Sekalipun demikian, Pilatus tidak bisa lari dari tang¬gung jawab karena ialah yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan.
Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita bahwa kita harus bertanggung jawab atas semua keputusan yang telah kita ambil. Bila kita mengikuti hawa nafsu dosa, rasa bersalah bisa mengikuti kita sampai akhir hidup kita. Bila kita melakukan dosa, menyesal saja tidak cukup. Kita harus datang kepada Yesus Kristus untuk memohon pengampunan dosa. Bila kita bersedia merendahkan diri dan mengakui segala dosa kita, anugerah Allah selalu tersedia. Bagi para pemimpin, ingatlah bahwa Anda akan berhadapan dengan pengadilan Allah. Kita bisa mengatur siasat supaya terhindar dari hukum manusia, tetapi kita tidak mungkin menghindar dari pengadilan Allah! Saat Anda jatuh dalam dosa, apakah Anda telah membiasakan diri untuk segera datang mencari pengampunan di dalam Kristus?