Bagaimana kita dapat menumbuhkan semangat kepada orang lain untuk melakukan pelayanan kasih? Rasul Paulus melakukannya tidak dengan memberi "perintah" kepada para anggota jemaat di Korintus, tetapi dengan menunjukkan usaha orang-orang lain yang telah membantu (8:8) serta menunjukkan teladan Tuhan Yesus Kristus, "sekalipun Ia kaya, oleh karena kamu Ia menjadi miskin, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya" (8:9).
Pada masa itu, terjadi bahaya kelaparan pada zaman Klaudius. Sebagian besar jemaat non-Yahudi di Antiokhia mengumpulkan bantuan dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang tinggal di Yudea melalui Barnabas dan Paulus (Kisah Para Rasul 11:27-30). Sesudah mengakui kerasulan Paulus bagi orang-orang yang tidak bersunat (non-Yahudi), pilar jemaat di Yerusalem meminta agar Rasul Paulus tetap mengingat orang-orang miskin, dan memang itulah yang sungguh-sungguh hendak Rasul Paulus lakukan (Galatia 2:9-10). Pada waktu Rasul Paulus menulis Surat 1 Korintus, ia telah mengumpulkan bantuan dari jemaat-jemaat di Galatia. Jemaat Korintus yang mendengar tentang adanya pengumpulan bantuan ini memohon untuk berpartisipasi dalam pelayanan kasih ini. Saat menulis bagian surat yang menjadi bacaan Alkitab hari ini, Rasul Paulus telah menghubungi para anggota jemaat di Makedonia dan mereka "meminta dan mendesak" agar "mereka juga beroleh anugerah untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus" dan mereka sangat bermurah hati dalam melakukannya (1 Korintus 16:1-4; 2 Korintus 8:1-5).
Rasul Paulus menunjukkan usaha para anggota jemaat di Makedonia yang walaupun sangat miskin dan sedang mengalami kesusahan, "mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka" (2 Korintus 8:3). Demikian pula, kata Rasul Paulus, para anggota jemaat Korintus yang "kaya dalam segala sesuatu"—dalam iman, dalam perkataan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasih—hendaknya juga kaya dalam pelayanan kasih (8:7). Dalam hal pelayanan kasih, Rasul Paulus mengemukakan prinsip "keseimbangan", yaitu "hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu" (8:14). Realitas keseimbangan juga ada di dalam pengajaran Tuhan Yesus, "Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan" (Matius 5:7). Apakah Anda tergerak untuk membantu orang-orang miskin di sekitar Anda? Ingatlah bahwa ada realitas keseimbangan yang datang dari Allah.