Sahabat yang Memberi Dukungan

Pertobatan Saulus itu sulit untuk dipercaya. Reputasi buruk Saulus sebagai pemburu orang-orang Kristen membuat pertobatannya sulit dipercaya oleh orang-orang Yahudi. Banyak orang merasa bingung saat melihat Saulus yang sebelumnya merupakan penganiaya orang Kristen berubah menjadi orang yang berusaha membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias. Saat orang-orang Yahudi di kota Damsyik sadar bahwa Saulus benar-benar telah berubah menjadi pengikut Kristus, mereka berusaha membunuh dia. Oleh karena itu, dia melarikan diri ke Yerusalem. Sayang bahwa orang-orang Kristen di Yerusalem juga sulit untuk percaya bahwa Saulus telah berubah dan menjadi murid Kristus. Untungnya, Barnabas menerima dia dan membantu memberi penjelasan kepada para rasul bahwa Saulus telah benar-benar bertobat dan berubah menjadi orang yang dengan berani mengajar dalam nama Yesus di Damsyik, sehingga akhirnya Saulus bisa diterima orang-orang Kristen di Yerusalem. Dalam hal ini, jelas bahwa Barnabas telah menjadi sahabat yang bersedia memberi dukungan, padahal tindakan mendukung Saulus itu berisiko membuat dia disalahpahami oleh orang-orang Kristen di Yerusalem dan ikut dibenci orang-orang Yahudi yang menentang Yesus Kristus. Sikap Barnabas yang terus terang mendukung Saulus ini sesuai dengan arti kata "Barnabas", yaitu anak penghiburan. Sebelumnya, diceritakan bahwa Barnabas pernah menjual ladang miliknya, dan hasil penjualan ladang itu dipersembahkan kepada Tuhan untuk dipakai guna menolong sesama orang Kristen yang membutuhkan dukungan (4:36-37).

Kerelaan dan spontanitas Barnabas dalam memberi dukungan membuat kita bisa menyebut Barnabas sebagai orang yang memiliki karunia untuk memberi dukungan. Dalam gereja—bahkan juga di luar gereja—karunia memberi dukungan ini sangat diperlukan. Dalam gereja selalu ada orang-orang yang suka menyendiri. Mereka mungkin memiliki kesusahan yang sulit diungkapkan kepada orang lain. Sayangnya, di dalam gereja, tidak selalu ada orang yang memiliki karunia untuk memberi dukungan kepada orang lain. Penyambut tamu di dalam gereja pun sering kali hanya menghiasi wajah mereka dengan senyum, tetapi tidak benar-benar memiliki kepedulian terhadap orang-orang yang datang untuk beribadah di gereja. Sebagian orang memiliki lingkup persahabatan yang sangat eksklusif atau tertutup dan tidak memiliki kepedulian terhadap orang-orang di luar lingkup persahabatan mereka.