Wahyu 3
Kesuaman Membawa Kesuraman
3 Desember 2015
![](javascript:fbShare("703639703796626", "http://www.gky.or.id/gema.jsp?gemaId=707", "Kesuaman+Membawa+Kesuraman", "Bacaan Alkitab hari ini: Wahyu 3 Surat kepada jemaat di Laodikia adalah surat terakhir dari tujuh surat yang diberikan kepada tujuh gereja di Asia Kecil. Yang membedakan surat kepada jemaat Laodikia d", "http://www.gky.or.id/images/gema.jpg", 520, 350))
Bacaan Alkitab hari ini: Wahyu 3
Surat kepada jemaat di Laodikia adalah surat terakhir dari tujuh surat yang diberikan kepada tujuh gereja di Asia Kecil. Yang membedakan surat kepada jemaat Laodikia dibandingkan dengan surat kepada enam gereja lainnya adalah bahwa sama sekali tidak ada pujian terhadap jemaat di Laodikia. Yang menonjol dari jemaat di Laodikia adalah sikap "suam-suam kuku" atau "tidak dingin dan tidak panas" (Wahyu 3:15). Suam-suam kuku adalah sikap yang separuh-separuh: tidak dingin dan tidak panas. Gambaran lain dari sikap suam-suam kuku secara rohani adalah orang yang mendengarkan lagu dan diajak menari tetapi tidak mau menari, atau orang yang tidak berkabung sekalipun mendengar kidung duka (Matius 11:17).
Pertanyaannya adalah mengapa jemaat di Laodikia bersikap suam-suam kuku? Kemungkinan pertama, jemaat Laodikia telah merasa puas dan cukup dalam hidupnya. Mereka berkecukupan secara materi sebagaimana umumnya warga di kota Laodikia, sehingga mereka terlena oleh perasaan cukup dan puas berdasarkan materi yang mereka miliki. Mereka tidak sadar bahwa kepuasan duniawi bersifat semu belaka. Perasaan puas yang sejati hanya dapat diperoleh bila kita hidup benar-benar di dalam kehendak Allah. Kemungkinan kedua, orang Kristen di Laodikia tidak serius memeriksa kondisi kerohanian mereka, sehingga mereka tidak peka bahwa sebenarnya mereka telah menjadi suam-suam kuku dalam beribadah dan melayani Allah. Pertanyaan bagi kita saat ini adalah apakah ada hal yang membuat kita separuh-separuh dalam melayani Tuhan. Apakah kita telah terlena oleh kekayaan, kedudukan, popularitas, atau hal lainnya? Semestinya, kerohanian kita diisi dengan kerendahhatian dan tekad untuk hidup bagi Dia. [ECW]
1 Korintus 10:31
"Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah."
Surat kepada jemaat di Laodikia adalah surat terakhir dari tujuh surat yang diberikan kepada tujuh gereja di Asia Kecil. Yang membedakan surat kepada jemaat Laodikia dibandingkan dengan surat kepada enam gereja lainnya adalah bahwa sama sekali tidak ada pujian terhadap jemaat di Laodikia. Yang menonjol dari jemaat di Laodikia adalah sikap "suam-suam kuku" atau "tidak dingin dan tidak panas" (Wahyu 3:15). Suam-suam kuku adalah sikap yang separuh-separuh: tidak dingin dan tidak panas. Gambaran lain dari sikap suam-suam kuku secara rohani adalah orang yang mendengarkan lagu dan diajak menari tetapi tidak mau menari, atau orang yang tidak berkabung sekalipun mendengar kidung duka (Matius 11:17).
Pertanyaannya adalah mengapa jemaat di Laodikia bersikap suam-suam kuku? Kemungkinan pertama, jemaat Laodikia telah merasa puas dan cukup dalam hidupnya. Mereka berkecukupan secara materi sebagaimana umumnya warga di kota Laodikia, sehingga mereka terlena oleh perasaan cukup dan puas berdasarkan materi yang mereka miliki. Mereka tidak sadar bahwa kepuasan duniawi bersifat semu belaka. Perasaan puas yang sejati hanya dapat diperoleh bila kita hidup benar-benar di dalam kehendak Allah. Kemungkinan kedua, orang Kristen di Laodikia tidak serius memeriksa kondisi kerohanian mereka, sehingga mereka tidak peka bahwa sebenarnya mereka telah menjadi suam-suam kuku dalam beribadah dan melayani Allah. Pertanyaan bagi kita saat ini adalah apakah ada hal yang membuat kita separuh-separuh dalam melayani Tuhan. Apakah kita telah terlena oleh kekayaan, kedudukan, popularitas, atau hal lainnya? Semestinya, kerohanian kita diisi dengan kerendahhatian dan tekad untuk hidup bagi Dia. [ECW]
1 Korintus 10:31
"Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah."