Menang Atas Maut

Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika mendengar kata "salib"? Bagi orang Kristen di zaman modern, salib adalah simbol yang menunjukkan identitas kekristenan. Pada zaman Tuhan Yesus, sebenarnya salib merupakan lambang kekalahan dan kegagalan. Bagi orang Romawi, salib adalah hukuman yang paling keji dan hina bagi penjahat ulung dan keji. Bagi orang Yahudi, salib adalah kutukan. Oleh karena itu, mereka menganggap salib sebagai "batu sandungan". Bagi orang Yunani, salib adalah kebodohan (1 Korintus 1:23). Namun, di atas salib, Tuhan Yesus menang dan mengalahkan maut untuk menyelamatkan manusia. Pertanyaannya adalah: Mengapa Allah memilih salib yang hina dan keji untuk menang atas maut?

Allah memilih salib yang hina untuk membuktikan betapa mengerikannya dosa. Hukuman yang seharusnya ditanggung oleh manusia karena dosa, ditimpakan sepenuhnya kepada Kristus di atas kayu salib. Oleh karena itu, bagi orang percaya, salib bukanlah simbol kegagalan melainkan simbol kemenangan atas maut. Dalam perikop yang kita baca pada hari ini, terlihat dua wujud kemenangan atas maut di atas kayu salib. Pertama, di dalam salib ada pengampunan dan pendamaian (23:34, 43). Melalui salib, Allah mendamaikan diri-Nya dengan manusia serta manusia dengan sesamanya. Kedua, di dalam salib ada kemuliaan Allah (23:42). Pengakuan kepala pasukan, "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah" (Matius 27:54), menunjukkan bahwa melalui salib yang hina, Allah telah menyatakan kemuliaan-Nya. Sudahkah Anda menang atas dosa dan maut?Pikirkanlah dosa-dosa yang belum berhasil Anda kalahkan dan mintalah agar Tuhan menolong Anda untuk mengalahkannya. [AB]