Bertobat atau Dihukum

Alasan yang sering dikatakan oleh orang orang yang jatuh ke dalam dosa adalah "Aku tidak punya pilihan lain," atau "Cobaan yang terlalu berat ini tidak mungkin aku atasi." Alasan semacam itu kedengaran masuk akal, tetapi tidak sesuai dengan pengajaran Alkitab yang mengatakan bahwa semua pencobaan yang kita alami adalah pencobaan yang biasa dan pasti ada jalan keluarnya (10:13). Atas dasar kebenaran inilah, Paulus memperingatkan jemaat Korintus agar segera bertobat dari dosa mereka, khususnya dari dosa penyembahan berhala (10:14, 15-22). Alasan peringatan Paulus adalah bahwa Allah tidak akan segan-segan menghukum mereka yang enggan bertobat, yang dibuktikan dengan hukuman berat yang Allah jatuhkan kepada nenek moyang bangsa Israel yang enggan bertobat dari empat dosa mereka, yaitu penyembahan berhala (10:7), percabulan (10:8), mencobai Tuhan (10:9), dan bersungut-sungut (10:10).

Sayangnya, peringatan tegas dari Paulus ini diabaikan oleh sejumlah gereja masa kini. Sebagian dari mereka lebih suka mengabarkan Injil kemakmuran yang menekankan berkat Allah dalam bentuk kekayaan materi serta mengabaikan seruan dan tuntutan kepada jemaat untuk mengejar hidup kudus. Ada juga aliran pengajaran yang disebut hyper-grace, yang mengajarkan bahwa orang percaya tidak perlu bertobat dari dosa-dosanya karena Allah pada dasarnya adalah Maha Pengampun, sehingga Ia akan mengampuni semua dosa manusia. Tidak mengherankan kalau gereja-gereja yang memberikan pengajaran yang tidak seimbang ini ramai dikunjungi. Menurut Anda, mengapa gereja-gereja tersebut menyampaikan pengajaran seperti ini? Apa bahaya dari pengajaran tersebut bagi kehidupan jemaat? [TF]